Khotbah

Sabtu, 17 Maret 2012

"TUHAN MENYEGARKAN JIWAKU"

Ada satu keluarga yang baru pindah ke suatu tempat, di mana lingkungan, halaman rumah dan rumah itu sendiri sangat menyenangkan hati mereka, karena tempatnya indah dan udaranya sejuk. Mereka merasa sangat senang dan menyukai tempat itu, sehingga mereka merasa bahagia dan betah tinggal di tempat itu. Suatu hari di hari libur keluarga ini dengan suka cita keluar dari rumah itu, untuk pergi piknik. Sepanjang hari mereka bergembira dan bersuka cita, ketika senja, mereka baru pulang dari tempat piknik, dan ketika gelap barulah mereka tiba di rumah. Ketika mereka tiba di rumah, sang ayah kaget melihat pintu dapur terbuka, sang ibu bertanya, “papi tadi lupa tutup pintu dapur ya?” sang ayah menjawab, “mungkin”! Ketika keluarga ini masuk kedalam rumah, ternyata rumah itu di masuki oleh maling, kebahagian seketika itu juga hilang. Kebahagian kita sering dicuri oleh pencuri yang merenggut kebahagiaan kita, sehingga kita mengalami kesusahan dalam hidup ini, sehingga kita tidak merasakan kesegaran jiwa, yang membuat hidup kita tidak tenang.

1. Hidup Yang Ditawarkan Yesus.
Yesus berkata, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai dalam segala kelimpahan”. Yohanes 10:10. Pencuri yaitu Iblis datang untuk mencuri dan membunuh serta membinasakan kebahagiaan kita, tetapi Yesus menawarkan kehidupan yang berkelimpahan. Yesus datang untuk memberi hidup yang berkelimpahan dan hidup yang dengan kesegaran. Tetapi Iblis datang untuk merampas bahkan membinasakan segala kebahagiaan dan kesegaran jiwa kita, itulah sebabnya kita sering kehilangan kebahagiaan dan kesegaran jiwa.
Raja Daud juga pernah merasakan tekanan jiwa, yang membuat ia merasa tidak aman dan tidak tenang, sehingga ia menulis syair, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam jiwaku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongkudan Allahku”! Dalam tekanan jiwa yang begitu hebat, Raja Daud ada jalan keluar dengan berharap kepada Tuhan. Bilamana dalam tekanan hidup, kita tidak dapat menghadapinya hal ini dapat membuat kita tersesat, bagaikan domba yang tersesat dan hilang.

2. Penyebab Domba Tersesat.
a. Domba yang santai-santai, sehingga membuat domba itu tertinggal dari rombongannya dan akhirnya ia tersesat.
b. Domba yang terlentang ketika ia beristirahat, maka ia akan panik.
Domba suka bermain-main dan berbaring ketika beristirahat, sehingga membuat ia terlentang. Maka domba itu akan menjadi panik, oleh karena ia tidak dapat berbalik untuk berdiri, yang membuatnya tertinggal dari kawanan domba lainnya dan akhirnya tersesat. Disinilah kehadiran seorang gembala itu sangat dibutuhkan, untuk menolong domba-domba itu. Perjalanan kerohanian kita sama seperti domba yang sangat membutuhkan kehadiran seorang gembala. Jika ada seseorang yang merasa dirinya kuat berhati-hatilah karena pada saat ia merasa kuat maka ia akan jatuh, 1 Korintus 10:12, karena kerohanian kita tergantung pada dekatnya kehidupan kita dengan bergantung kepada gembala yang baik, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.

3. Arti Disegarkan.
a. Jiwa kita dipulihkan oleh Yesus, sehingga selalu merasa ada ketenangan dan kedamaian.
b. Disegarkan, ada kesejukan dan sukacita.
Tuhan kita Yesus Kristus akan menyegarkan jiwa kita melalui, ”...Sebab Allah setia dan karena itu ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar...” 1 Korintus 10:13. Dalam Roma 8:28 menyatakan, Allah juga ikut bekerja dalam segala sesuatu yang baik untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Sehingga mereka yang mengasihi Dia, jiwanya akan disegarkan oleh Tuhan.

Kesaksian :
Seorang pemuda perantau di negara orang, yang mempunyai masalah dengan keuangan kuliahnya. Ketika kuliahnya akan selesai, kira-kira satu minggu lagi akan ujian akhir, pemuda ini merasa gelisah karena ia masih banyak utang di kampus yang belum dibayar. Bilamana utangnya tidak dapat dibayar, maka ia tidak akan dapat ikut ujian dan pasti tidak akan tamat. Semakin dekat dengan hari ujian maka hatinya semakin tidak tenang dan semakin takut. Pemuda ini sangat setia kepada Tuhan dan dia banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja. Ketika hatinya semakin gelisah dan semakin takut, ia mulai berdoa kepada Tuhan. Dalam doanya pemuda ini berdoa, ”Tuhan berikan kepada saya ketengan hati’. Ia tidak meminta agar Tuhan memberi jalan keluar dari masalahnya dan ia berdoa berulang-ulang sampai dia sendiri merasa tenang. Sesudah hatinya tenang, kemudian ia berbaring dan tidur, besok paginya pemuda ini bangun pagi-pagi berdoa kembali. Setelah mempersiapkan dirinya pemuda ini berangkat ke kampus dengan hati yang tenang. Ketika ia tiba di kampus, ada seorang teman kuliahnya memanggil dia, lalu memberitahukan bahwa ada seseorang yang mau bertemu dengan pemuda ini. Kemudian ketika dihubungi orang itu bertanya kepada orang muda ini, ”berapa lagi utangmu di kampus”. Ketika pemuda ini memberitahukan berapa utangnya, orang itu bilang besok kamu datang ke kantor keuangan kampusmu. Besok paginya pemuda ini menghubungi kantor keuangan kampusnya, ternyata semua uang kuliahnya sudah dibayar dan lunas. Hati pemuda ini betapa senang dan gembiranya, ia bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan, kemudian ia kembali berdoa untuk bersyukur kepada Tuhan.
Kesimpulan :
Yesus adalah gembala yang baik, Ia menuntun umatnya yang takut akan Tuhan, ke padang yang rumput hijau dan ke air yang tenang, sehingga membuat hati dan kehidupan kita serta jiwa kita disegarkan oleh-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar